SULAWESI TENGGARA - Pernah mendengar suku Cia-Cia, asal Sulawesi Tenggara? Suku yang berada di kecamatan Sorawolio, kota Baubau, Sulawesi Tenggara ini ternyata mengadaptasi aksara Korea Selatan, lho!
Jika berkunjung ke sana, seolah kita berada di Korea Selatan. Ada nama petunjuk jalan, ruang publik, reklame, menggunakan aksara Hangul atau Hangeul dari Korea Selatan. Di kecamatan itu dihuni oleh masyarakat asli suku Cia-Cia Laporo. Bahasa daerahnya menggunakan aksara Korea sebagai aksara resminya. Kok bisa?
Awal Mula Penggunaan Aksara Korea
Penggunaan aksara Korea di desa karya baru berawal dari kedatangan peneliti asal Korea Selatan yang datang ke pulau buton pada tahun 2005. Pada saat itu, bahasa cia-cia memang belum memiliki aksara. Lalu peneliti tersebut menawarkan aksara hangeul sebagai aksara bahasa cia-cia supaya bahasa cia-cia tidak mengalami kepunahan.
BACA JUGA:
Kemudian di tahun 2009 lalu, walikota Baubau memutuskan untuk mengadopsi aksara Korea Hangul menjadi aksara setempat karena wilayah tersebut belum memiliki aksara sendiri. Penggunaan aksara hangeul dalam bahasa cia-cia sudah masuk dalam kurikulum muatan lokal di sekolah.